ORMAS ANTI PANCASILA DILARANG

HUMAS- IAIN Purwokerto tidak memperbolehkan ada gerakan, ormas atau organisasi apapun yang berupaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan menggugat NKRI, tumbuh di kampus. Hal itu disampaikan Wakil Rektor III Dr Supriyanto L C, M S I saat menyampaikan amanatnya pada upacara dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada Sabtu, (28/10). Upacara yang digelar di Halaman kampus itu diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan serta perwakilan mahasiswa.

Menurutnya konsensus itu harus dihargai sebagai bentuk pengakuan terhadap perjuangan para pendiri bangsa, yang telah berijtihad untuk mengambil bentuk negara Indonesia. Totalitas terhadap pengakuan konsensus menurut Supri perlu diimplementasikan dalam laku keseharian, baik dilingkungan tempat tinggal, maupun di kampus IAIN Purwokerto. Untuk tenaga pendidik dan kependidikan misalnya, semangat sumpah pemuda harus mampu menjiwai dalam pribadi masing-masing. Sehingga menurut Supri sumpah pemuda tidak hanya menjadi momen seremonial yang hanya sekedar formalitas untuk dilakukan perayaan penghormatan.

Sementara bagi para mahasiswa Supri menyampaikan, semangat sumpah pemuda harus diambil spiritnya sebagai bahan untuk memperkuat komitmen menbangun bangsa dan negara. Mahasiswa diharapkan tidak mudah untuk tergoda dengan aliran radikal keagamaan atau radikal yang lain, baik ekstrim kiri maupun kanan. Saat ini menurut Supri, dengan terbukanya arus Informasi yang kelewat batas membuat mahasiswa harus lebih waspada. Supri menjelaskan dengan komitmen memperkuat Pancasila, mahasiswa harus mengedapankan sikap toleran dan mengakui perbedaan.

Selain itu dalam konsep keberagamaan yang lebih luas, menurut Supri sikap keberagamaan bangsa Indonesia saat ini sangat digandrungi. Munculnya bentuk Islam Nusantara, Islam berkemajuan atau istilah Islam yang menghargai tradisi, dinilai memiliki keunggulan tersendiri. Islam tradisi diyakini akan mampu bertahan lebih lama dibanding Islam yang berlebel formal keagamaan. Sikap keberagamaan harus di wujudkan dalam konteks kehidupan kita. Oleh karena itu pertanggung jawaban akademis kampus untuk menumbuhkan pendidikan karakter.

Paling tidak menurut Supri ada dua hal yang perlu ditekankan dalam mengawal pendidikan karakter di IAIN Purwokerto. Pertama dosen perlu memberikan pemahaman kepada mahasiswa dengan menawarkan model baca yang komprehensif atau menyeluruh. Sehingga pemahaman mahasiswa atas agama atau bidang ilmu yang lainnya tidak sepotong-sepotong yang berpotensi pada salah tafsir dan menyesatkan. Kedua mengedepankan sikap toleran dalam berbagai kegiatan dikampus menjadi hal yang harus didorong untuk terwujud. Karena dengan mendidik mahasiswa agar mau dan mampu menghargai perbedaan diharapkan akan melahirkan manusia unggul yang akan memperkuat kedaulatan bangsa. (van)

Sumber: IAIN Purwokerto