EKO-SUFISME#1: MENANAM ITU JUGA SEDEKAH

Sebuah hadits yang sangat terkenal. Dalam Shahih Muslim Juz 5, halaman 73, hadits nomor: 4310, Rasullah bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ ».

Hadits ini juga dalam Sunan Abi Dawud, Juz 8, halaman 463, hadits nomor 2882, dengan sedikit perbedaan redaksi. Selain itu, hadits ini juga ada dalam Kitab Musnad Ahmad juz 19, halaman 110, hadits nomor 9079.

Hadits tersebut berarti: “Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Ketika manusia mati, maka putus seluruh amalnya, kecuali tiga hal (perkara), pertama: shadaqah jariyah, kedua: ilmu yang bermanfaat, dan ketiga anak shalih yang mendoakannya”.

Kita telah hafal dengan hadits ini dan mengetahui isinya. Pertanyaannya, sudahkan kita mengamalkannya? Mungkin sudah. Mari kita perbanyak tabungan kita untuk bekal di masa mendatang (baik saat masih di dunia maupun di akhirat).

Sedekah atau shadaqah dipahami sebagai pemberian seseorang pada orang lain. Pemberian yang menjadikan pemberi dan penerimanya menjadi karib (memiliki kedekatan) bahkan di dapat kenang sepanjang masa.

Nilai dari sebuah sedekah adalah kemanfaatan pemberian. Dengan demikian, orang yang bersedekah berarti orang tersebut telah memberikan kemanfaatan pada orang lain atau kepada sesama. Sedekah yang pahalanya mengalir terus adalah jenis shadaqah yang kemanfatannya terus ada.

Menanam adalah sedekah. Memberi bibit pohon adalah sedekah. Pohon yang telah tumbuh akan menghasilkan banyak manfaat. Di antaranya adalah:

memproduksi oksigen untuk keperluan pernafasan manusia dan hewan.
bibit yang kita tanam mungkin ada buahnya, atau tidak ada buahnya.
tempat menyimpan air.
teduh.

Oksigen dibutuhkan makhluk hidup (terutama manusia dan binatang). Mereka akan mengambil manfaat dari apa yang kita sedekahkan. Minimnya oksigen akan menyebabkan penyakit di saluran pernafasan.

Menanam juga berderma dalam penyediaan stok makanan. Kalau saja tidak ada buahnya, maka hewan-hewan kecil (ulat, semut, dan lain-lain) dapat mengambil manfaat dari tanaman yang kita tanam. Banyak burung yang singgah mencari makan di pepohonan yang kita tanam. Sekiranya ada buah yang dapat dipetik kita, tanaman itu menjadi lebih bermanfaat termasuk secara ekonomi.

Hal ini sebagaimana di sabdakan Rasulullah SAW, dalam Shahih Bukhari Juz 8, halaman: 385, hadits nomor: 2320: Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Artinya: “Barangsiapa di antara orang muslim yang menanam pohon atau tumhuhan, lalu (buahnya) dimakan burung, manusia, atau ternak, maka tidak lain baginya adalah sedekah” (HR. Bukhari)

Hadits di atas senada dengan riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Rasullah mengulang kata sedekah sebanyak 5 (lima) kali, dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ ».

Artinya: “Dari Jabir berkata, Rasulullah bersabda: Siapa saja di antara orang muslim yang menaman pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya. Dan yang dicuri (orang) akan menjadi sedekah, apapun yang dimakan hewan juga sedekah baginya, apapun yang dimakan burung juga sedekah baginya, Tidak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya”.

Demikian juga, tanaman dapat menyimpan air dalam tanah yang juga dibutuhkan oleh seluruh kehidupan. Sebagaimana kita ketahui, tanaman juga dapat meneduhkan suasana panas atau membuat adem lingkungan sekitar. Bahkan saking pentingnya memelihara alam semesta ini Rasulullah bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمُ الْقِيَامَةُ وَفِى يَدِهِ فَسِيلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا

Artinya: “Sekiranya kiamat datang, sementara di tanganmu ada bibit kurma, maka tanamnya!” (Musnad Ahmad, Juz 27, halaman 273, hadits nomor: 13420)

Demikian pentingnya menjaga alam semesta. Islam sangat peduli dengan lingkungan sekitar. Islam sangat mengaitkan penjagaan lingkungan dengan amal jariyah yang tidak putus-putus pahalanya. Inilah wujud sikap rahmatan lil alamin sebagaimana di firmankan oleh Allah QS. al-Anbiya’: 107.

SERI EKO-SUFISME # 1: MENANAM ITU JUGA SEDEKAH