Pascasarjana ikuti Seminar Nasional di Palembang

Perubahan Teknologi Informasi yang masih dalam kehiidupan manusia baik dari sisi ekonomi, pendidikan, sosial dan lainnya terus bergerak dan membutuhkan inovasi, sehingga lembaga pendidikan islam harus jadi Benteng, demikian yang disampaikan Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional “Peran Manajemen Pendidikan Islam di Era Destruktif, Jum’at 13 Januari 2023 di UIN Raden Fatah Pallembang. Ia juga menegaskan bahwa peran Manajemen Pendidikan Islam menjadi sangat penting dalam mengembangkan dan mewujudkan gagasan-gagasan baru di era Destruktif ini, ia berharap Seminar Nasional ini dapat memberi konstribusi bagi pengembangan Pendidikan Islam kedepan. Seminar Nasional  ini diadakan oleh Pascasarjana UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Program Magister FITK UIN Raden Fatah Palembang dan Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Lempuing.

Sunhaji menyebutkan bahwa masa pandemi merubah mindset manusia dalam memanfaatkan teknologi informasi. ini menjadi sebuah bentuk konkret langkah maju dalam memaksimalkan  pemanfaatan teknologi informasi pada semua bidang kehidupan, kita banyak belajar di masa pandemi, bagaimana upaya manusia tidak bisa bertatap langsung namun masih bisa produktif, dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Kaprodi Program Magister MPI UIN Raden Fatah Palembang sekaligus pendiri Yayasan Inovasi Cahaya Negeri Dr. Saipul Annur, M.Pd. menyampaikan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan kemajuan  manusia bukan sebaliknya. Jangan sampai hal yang baik dari sebuah tatanan kehidupan berubah mengikuti pada yang tidak jelas dan melunturkan nilai-nilai kehidupan manusia, tentunya ini tidak kita harapkan, kita harus menjadikan teknologi sebagai sarana untuk mendukung pengembangan potensi disegala bidang kehidupan manusia, ucapnya.

Saipul menambahkan, setidaknya terdapat tiga strategi manajemen yaitu disruptive mindset (bagaimana manusia berpikir yang ditentukan oleh setting yang kita buat sebelum berpikir dan bertindak), Self-Driving (organisasi yang memiliki Sumber Daya Manusia bermental pengemudi yang baik bukan penumpang), dan Reshape or Create (Reshape berarti mempertahankan yang lama yang baik. Dimana Create berarti menciptakan sesuatu yang baru). Sementara Dr Rohmat, M.Ag, M.Pd selaku Kaprodi Magister MPI UIN SAIZU Purwokerto mengatakan, era disrupsi ini manusia harus berkompetensi untuk bisa mengikuti kemajuan teknologi yang akan memberikan dampak positif dalam perkembangan pendidikan. Ia menegaskan, lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu alternatif mengatasi hilangnya nilai-nilai akhlak di era disrupsi ini, sehingga minat terhadap lembaga pendidikan semakin tinggi. “Posisi lembaga Pendidikan Islan sangat penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islan terus meningkat,” ungkapnya.

Senda disampaikan Dr KH Syamsuddin Nur, M.Pd.I selaku Ketua STIQ An-Nur Lempuing OKI sekaligus perwakilan dari PTKIS Sumatera Selatan. Dirinya menyampaikan, Perguruan Tinggi harus menjadi pusat Ilmu dan peradaban sesuai bidangnya era disrupsi ini.
Dengan ilmu, Allah akan menempatkan manusia pada derajat yang tinggi. Di era disrupsi kita juga harus meningkatkan iman sebagai benteng pertahanan supaya tidak terombang ambing,” imbuhnya.
Ia menambahkan, untuk mewujudkan semua itu, sinergisitas antar lembaga pendidikan terutama pendidikan harus dijaga dan dipererat, sebab kunci utama di era disrupsi ini adalah kolaborasi dan kebersamaan.

Dengan begitu, eksistensi Lembaga Pendidikan Islam akan mampu diprekuat dengan kolaborasi dan kebersamaan demi terwujudnya tatanan kehidupan yang lebih baik,” terangnya.